Konsultasi Nasional Mahasiswa Teologi Di Indonesia (KNMTI) 2019

Konsultasi Nasional Mahasiswa Teologi Di Indonesia (KNMTI) 2019 adalah pertemuan tahunan yang diselenggarakan oleh PERSETIA. Acara berlangsung pada 28 Oktober - 01 November 2019 di Fakultas Theologi UNIERA (Univesitas Halmahera) Tobelo, Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara. Tema kegiatan yang dilakukan adalah “Resolusi Konflik”. Kegiatan yang dilakukan adalah seminar yang berkaitan dengan tema utama disampaikan oleh beberapa pembicara seperti Pdt. Demianus Ijte, M.Th. (mewakili perspektif gereja), Pdt. Mulyadi, D.Min. (mewakili perspektif teologis), dan Pdt. Jacky Munuputty, MA. (mewakili perspektif pemerintah). Bagian akhir, 3 makalah terbaik dari peserta diberikan kesempatan untuk dipresentasikan untuk melihat dari perspektif mahasiswa. Sdr. William sebagai wakil BEM STT Aletheia dalam kesempatan tersebut memperoleh peringkat pertama dalam lomba persentasi karya ilmiah/paper bagi seluruh mahasiswa anggota PERSETIA tahun 2019.

Peserta juga diajak untuk melihat dan berbicara langsung dengan saksi-saksi konflik antar agama yang terjadi di Tobelo. Pada bagian akhir peserta melakukan diskusi dan menetapkan suatu pernyataan sikap tentang Resolusi Konflik yang diharapkan dapat bermanfaat kepada sekolah teologi, gereja dan masyarakat. Hasil ini berupa rekomendasi yang ditujukan oleh masing-masing kelompok. Adapun draft hasil rekomendasinya adalah sebagai berikut :

REKOMENDASI KNMTI 2019

  • Untuk PERSETIA : (Masalah pendidikan)
  1. Kekurangan literatur, persetia merekomendasikan kepada gereja-gereja untuk memberikan bantuan untuk memadai kapasitas sumber buku.
  2. Memfasilitasi BEM untuk membentuk komunitas nasional
  3. Menganalisis buku
  •  Untuk STT anggota/calon anggota persetia:
  1. Mata kuliah resolusi konflik untuk ada pada kurikulum tiap kampus teologi
  2. Mengadakan open silabus
  3. Seminar-seminar yang berbau toleransi
  •  Untuk peserta KNMTI 2019:
  1. Mengadakan penyuluhan pada mahasiwa terkait studi literatur
  2. Menyerukan di dalam gereja adanya program lintas agama yang merangkul sesama manusia dan perbedaan agama.
  3. Membuat tulisan dan presentasi terkait resolusi konflik.
  4. BEM dalam kongres mahasiswa membahas resolusi konflik dalam program-program BEM. Membangun dan lebih peka terhadap konflik yang ada sebagai mahasiswa teologi
  5. Mengampanyekan stop konflik, kampanye damai sebulan di sosial media.
  6. Mahasiswa dapat membentuk komunitas di daerah masing-masing.
  7. Menjadi agen pendamai antara pemerintah dan masyarakat (kasus tentena).
  •  Kepada Gereja
  1. Membuat khotbah-khotbah dengan tema resolusi konflik.
  2. PGI dan pimpinan gereja mendorong rekonsiliasi perdamaian melalui seminar-seminar, dialog, dan surat pastoral.
  3. Dialog para pelayan untuk menimbulkan integritas pelayan.
  4. PGI turun langsung memberikan himbauan dalam menghadapi konflik dalam gereja.

KNMTI Persetia 2019