Yesus Kristus Sebagai Pengantara Yang Sempurna: Studi Imamat Kristus Menurut Imamat Melkisedek Berdasarkan Eksposisi Ibrani 7

Abstraksi

 

Wisda,Liu, 2012. Yesus Kristus Sebagai Pengantara Yang Sempurna: Studi Imamat Kristus Menurut Imamat Melkisedek Berdasarkan Eksposisi Ibrani 7. Skripsi. Prodi Teologi Sekolah Tinggi Theologi Aletheia Lawang.

 

Kata Kunci: Yesus Kristus Sebagai Pengantara Yang Sempurna, Imamat Melkisedek, Eksposisi Ibrani 7

 

Karya keselamatan Yesus Kristus sebagai Pengantara yang sempurna antara manusia dan Allah dinubuatkan sebagai Mesias yang merupakan jabatan yang ditetapkan Allah sebagai Raja, Imam dan Nabi. Untuk jabatan raja dan nabi, Yesus mendapat bukti yang kuat melalui silsilah-Nya sebagai keturunan Daud dan status-Nya sebagai Firman itu sendiri. Namun untuk jabatan imam, Yesus yang bukan berasal dari suku Lewi, bahkan keturunan Harun, tentu tidak memiliki kualifikasi untuk menjadi Imam Besar. Untuk itu, penulis Ibrani memberikan landasan teologis kokoh yang menjadikan Yesus sebagai Pengantara Sempurna dengan memahami imamat Kristus menurut imamat Melkisedek.

Bab II dalam Skripsi ini memberikan pemahaman pengantar mengenai konsep imamat secara umum dalam Alkitab, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Pemahaman konsep imamat ini memberikan gambaran secara umum fungsi dan perkembangan konsep imamat dari Perjanjian Lama menuju Perjanjian Baru. Imam besar yang dipilih dari keturunan Harun dalam suku Lewi memiliki tugas untuk menjadi pengantara hubungan manusia dan Allah. Imam Besar  dalam Perjanjian Lama mewakili manusia mempersembahkan korban sebagai bentuk permohonan manusia di hadapan Allah.

Bab III dalam skripsi ini membahas pemahaman imamat Kristus menurut imamat Melkisedek. Argumentasi yang dilakukan oleh penulis Ibrani untuk menegaskan superioritas imamat Yesus Kristus sebagai Pengantara sempurna bagi hubungan manusia dan Allah yang  didasarkan pada keunggulan imamat Kristus dibandingkan dengan imamat Lewi (Ibrani 7:4-25). Imamat Melkisedek lebih unggul daripada imamat Lewi dikarenakan: pertama, imamat Lewi tidak sempurna (7:11-12). Kedua, imamat Melkisedek tidak ditetapkan berdasarkan keturunan atau diturunkan dan ini menjadi dasar bagi imamat Yesus (ayat 11-12) yang menjadi imam sekalipun bukan berasal dari keturunan Lewi (7:13-14). Ketiga, imamat Melkisedek adalah imamat yang kekal karena ditetapkan oleh Allah sendiri sebagai mana nyata dalam Mazmur 110:4 (7:15-17). Imamat Melkisedek hanyalah sebagai tipologi bagi imamat Kristus yang sempurna dan kesempurnaan imamat Kristus tersebut karena: pertama, ditetapkan oleh Allah sendiri melalui sumpah dalam Mazmur 110:4 (Ibr 7:20-22). Kedua, imamat Kristus kekal melalui Yesus yang hidup selama-lamanya (Ibr 7:23-25). Ketiga, imamat Kristus sempurna didasarkan pada fakta bahwa Yesus adalah Imam Besar yang sempurna dan sekaligus juga Korban yang sempurna (Ibr 7:26-27).

Bab IV berisi tentang imamat Kristus yang sempurna memiliki beberapa implikasi teologis yang penting dalam dunia kekristenan. Ibrani 7 memberikan jaminan pelayanan Yesus yang sempurna  sebagai Pengantara manusia dan Allah, baik sebagai Imam Besar Agung maupun sebagai Korban yang sempurna. Selain itu, imamat Yesus menjadi landasan bagi Yesus sebagai Pengantara yang sempurna ditinjau dari ketiga jabatan, yaitu imam, nabi dan raja.

Ada tiga relevansi pastoral di balik pemahaman imamat Kristus menurut imamat Melkisedek, yaitu pertama, imamat Kristus memberikan penguatan kepada orang Kristen untuk tetap teguh dan dewasa dalam Kristus. Kedua, Yesus sebagai Imam Besar kita telah bertindak sebagai Pendoa syafaat kita di hadapan Allah. Ketiga, Imamat Kristus memberikan peneguhan bahwa kita memiliki jaminan keselamatan. Dengan demikian pemahaman ini sangat penting bagi kehidupan orang percaya.

download